Panji dan Bella adalah salah satu dari pasangan pengantin muda yang memilih melangsungkan akad nikah di KUA. Usia mereka terpaut lima tahun saja. Panji berusia 29 tahun, sedangkan istrinya berusia 23 tahun. Kepada Republika, Panji mengatakan, keputusannya menikah di KUA atas kemauan sendiri. Ia ingin pernikahannya berlangsung sederhana tanpa menggelar pesta dan mengundang banyak orang. Itu dilakukan dengan pertimbangan jangka panjang.

 

Meski memiliki kemampuan ekonomi untuk menggelar akad dan pesta pernikahan di luar KUA, Panji ingin keluarga barunya dibangun dengan kesederhanaan dan ketahanan ekonomi untuk masa depan. Karena itu, seusai akad nikah di KUA, mereka hanya menggelar syukuran dengan makan bersama keluarga di rumahnya. Ia pun mengaku senang karena prosedur nikah di KUA sangat mudah dan cepat tanpa mengeluarkan biaya.

 

"Kalau saya jujur lebih pada penghematan finansial karena kita itu menjalani rumah tangga untuk ke depannya bukan hanya untuk akad. Mungkin bagi pasangan lainnya lebih baik seperti ini jika memang ingin finansial lebih irit, jadi ke depan lebih menjamin ekonomi keluarga," kata Panji.

Thoudy Badai/Republika

Fenomena memilih nikah di KUA memang tengah menjadi topik hangat beberapa waktu terakhir. Banyak pasangan pengantin yang mengunggah momen mereka menikah di KUA di media sosial. Salah satunya adalah pemilik akun @odongpejj yang membagikan ceritanya menikah di KUA. Ia pun bangga karena dapat melangsungkan pernikahan tanpa biaya alias gratis.

 

Sementara, data KUA Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasangan yang memilih menikah di balai KUA pada penghujung 2022 meski tidak signifikan. Total pernikahan yang berlangsung di KUA Pasar Minggu pada Oktober sebanyak 28 pernikahan, November 19 pernikahan, dan Desember meningkat menjadi 40 pernikahan.

 

Kepala KUA Kecamatan Pasar Minggu Daud Damsyik mengatakan, ada beberapa hal yang mendorong pasangan memilih menikah di kantor KUA dibanding di luar kantor seperti di gedung atau di rumah dengan serangkaian pesta pernikahan. Di antaranya dorongan orang tua, adanya kondisi dan persoalan lainnya yang mengharuskan pasangan segera menikah, serta karena pertimbangan biaya yang jauh lebih efisien dibanding menikah di luar KUA. Namun, kebanyakan pasangan beralasan memilih menikah di KUA karena biaya dan energi yang dikeluarkan lebih sedikit serta peroses yang cepat dan mudah.

Kalau saya jujur lebih pada penghematan finansial karena kita itu menjalani rumah tangga untuk ke depannya bukan hanya untuk akad.

Banyak pasangan pengantin yang mengunggah momen mereka menikah di KUA di media sosial.

Senyum bahagia terpancar dari wajah pasangan pengantin Panji Setiawan dan Bella Tri Hartanti setelah melangsungkan akad nikah di balai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Rabu (8/2/2023). Keduanya kini telah sah sebagai pasangan suami-istri.

 

Momen bahagia itu berlangsung sederhana. Akad nikah mereka hanya dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat yang hanya berjumlah belasan orang. Setelah prosesi ijab kabul dan penandatanganan dokumen nikah berjalan lancar, Panji dan Bella sungkem kepada orang tua mereka. Dengan latar belakang dekorasi pelaminan sederhana yang telah disiapkan KUA Pasar Minggu, Panji dan Bella mengabadikan momen pernikahan mereka dengan foto bersama.

"Menurut saya, itu melihatnya positif, pilihan yang cukup cerdas, rasional. Mungkin dilihat dari energi yang terbuang lebih besar bila menikah di luar KUA. Kemudian cost yang dikeluarkan menikah di KUA pada hari kerja itu gratis, jadi sangat efisien," kata dia.

 

Selain biaya nikah gratis, menurut Daud, pasangan yang menikah di KUA tak dipusingkan lagi dengan biaya sewa gedung dan dekorasi pelaminan. Di KUA Pasar Minggu, misalnya, fasilitas balai pernikahan dapat menampung sekitar 50 orang lengkap dengan kursi dan dekorasi pernikahan bisa digunakan secara gratis oleh setiap pasangan. Meski begitu, pasangan yang menikah di KUA masih didominasi oleh generasi tua atau yang lewat masa produktif dan pernah menikah sebelumnya. Meski demikian, ada juga generasi Z atau pasangan usia produktif yang memilih menikah di KUA. Ia mengatakan, rata-rata dalam sebulan ada sekitar dua pasangan generasi Z yang menikah di KUA.

Antusiasme warga untuk menikah di KUA juga terpotret di KUA Kecamatan Jagakarsa. Menurut Kepala KUA Jagakarsa Maman Taofik Rahman, kebanyakan pasangan yang menikah di KUA memilih hari Jumat untuk prosesi akad. Ia menilai kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih pascapandemi Covid-19 menjadi salah satu alasan banyaknya masyarakat memilih menikah di KUA. Selama Januari 2023 tercatat ada sebanyak 34 pernikahan yang berlangsung di balai KUA Jagakarsa.

 

"Jadi, ada masyarakat yang mengembalikan hakikat pernikahan kepada sebenarnya, berdasarkan kesederhanaan. Jika dipersentase ada kenaikan 20 persen pasca pandemi (yang menikah di KUA). Mungkin karena kondisi finansial, karena sedang merangkak lagi setelah pandemi, ada ketidakmampuan mengadakan pesta di rumah atau di gedung," katanya.

top

Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Andrian Saputra/Republika

Oleh ANDRIAN SAPUTRA

Mungkin dilihat dari energi yang terbuang lebih besar bila menikah di luar KUA. Kemudian cost yang dikeluarkan menikah di KUA pada hari kerja itu gratis, jadi sangat efisien.

lebih Bahagia

Menikah di KUA